Selasa, 15 Februari 2011

Luka Lama

             Sore ini kau merasakan kembali kesedihanku...yaa sedih rasanya mendengarkan semua perkataan mereka...sungguh sakit benget hatiku...betapa tidak?..selama ini aku baru tahu dan paham kenapa selama ini mereka memperlakukanku seperti itu......sesungguhnya aku sudah berusaha merelakan semuanya...aku maafkan secara ikhlas semua yang telah mereka lakukan...yaaa baru kali ini aku mendengarkan...ya allah bantu hambamu untuk bisa memahami semua ini...ya Allah bantulah Hamba untuk bisa menerimanya...
            Mungkin kakak iparku tidak sengaja mengatakan itu..tapi semuanya..adik dan kakak ipar mengatakannya...apa yang selama ini aku alami terjawab sudah...sakit diujung tenggorokanku karena menahan rasa marahku...aku hanya bisa menitikkan airmataku...
Tadi siang ketika ada acara lamaran adik iparku...ketika disuasana yang cukup ramai, tapi aku merasakan kesedihan yang sangat mendalam...yaa aku sedih sekali dengan apa yang terjadi...mulai dengan ucapan suamiku sendiri sampai ucapan ipar iparku...
Adik iparku janda dilamar oleh duda kaya yang sudah berumur lebih dari separobaya...umur 60 th...terpaut jauh dari umur adikku yang baru 38 th....entah apa yang ada dibalik semua ini...yang kutahu memang mereka selalu menilainya dengan harta...walau dengan kedok agama...aku nggak tahu semoga saja salah...cuma dari pengalaman dan omongan omongan mereka yang mereka tuju memang hartanya...mereka membagakan karena si duda itu punya kekayaan yang sangat banyak dan tidak mempunyai anak...aku hanya sedikit mengingatkan bahwa masalah hati juga perlu...apa artinya sebuah pernikahan jika tidak melihatnya dengan rasa cinta....sebelum memutuskan apakah langsung adakan akad...mereka semua atas permintaan suamiku kami masuk ke kamar untuk musyawarah.....
Mereka membicarakan bagaimana kalau langsung akad nikah, seandainya adikku nikah dengan duda itu..berarti harus meningggalkan pekerjaannya.
." Gaji kamu berapa sekarang kalau dihitung semuanya?", tanya suamiku pada adiknya
" Yaa sekitar 5 jutaan..itu sudah sama ngisi pengajian",kata adik iparku
"Terus kata dia mau kasih berapa ke kamu tiap bulan", tanya suamiku dan kakak kakak yang lain juga mengajukan pertanyaan yang sama.
" Katanya sih nanti tiap bulannya di kasih 10 jutaan...", jelas adik iparku
" Mana cukup??..kita aja tiap bulan 7-8 juta..iya kan mah", suamiku menjelaskan sampai minta dukungan dari aku...ku anggukkan kepala...
"Gue 4 juta perbulan buat belanja aja, diluar yang lain-lain", kakak iparku menjelaskan tentang pengeluaran bulanannya selama ini.
"Kalau aku 1,5juta untuk belanja bulanan...", jelasku..sambil melihat suamiku..ku perharap dia ngerti akan apa yang ku maksud.
"Mana cukup segitu??", kakak iparku heran dengan apa yang aku sampaikan..
"Jadi nggak perlu akad sekarang yaa...oke aku sampaikan ke mereka", kata suamiku sambil berlalu keluar.
"Emangnya seperti Fahmi yang langsung akad nikah", kata kakak ipar kedua
"Ah sebenere kan yang minta akad nikah langsung kan Dian..", cetus kakak ipar pertama...
Yang lain bagai paduan suara langsung mengatakan" Sudahlah yang lalu biarlah berlalu", ....betapa kagetnya aku dan tidak terima dianggap begitu
"Eh eh eh..enak aja..nggak seperti itu ....", aku nggak sanggup mengatakannya...sakit hatiku karena aku dianggap yang memintanya buru buru akad...kata kata itu buatku berkonotasi lain...ada sesuatu yang merendahkan aku...dan ada sebuah protes dari mereka tentang apa yang kami alami...yaaa rasanya lain buatku...seakan akan itu keputusan yang salah diambil oleh suamiku...salah karena telah menikahiku...karena dianggap aku yang memintanya untuk akad langsung...padahal kejadiannya tidak begitu...suamiku apa yang sebenarnya kamu ceritakan kepada mereka...apakah kamu tahu akan hal ini???...kesalahan ditujukan kepadaku...betapa sakitnya aku...padahal kau kan tahu akan apa yang sebenarnya terjadi...keluargaku sampai terbius sehingga mengiyakan untuk akad sekaligus...ya Allah..inikah sebab sehingga mereka memperlakukanku seperti itu...bertahun tahun sudah aku lupakan..namun luka itu sekarang muncul kembali...bimbinglah dan tenangkan hatiku ya Allah.

Sabtu, 12 Februari 2011

Masa Kecilku Orange

            Kata "orange" memang selalu melekat dengan namaku...namaku sebenarnya sesuai akte kelahiran adalah Dian Praweswari...temen temen se kampung biasa memanggilku dengan "Orange" karena kesukaanku dengan buah jeruk dan senang pakai baju warna warna orange. Kata orang juga karena aku selalu menyegarkan pandangan semua orang, menyegarkan hati semua orang....penampilanku yang selalu ceria membuat orang yang melihatku senang dan bersemangat seperti baru minum orange...makanya mereka menyebutku "orange".

Semua orang di kampung hampir semuanya kenal dengan aku...dari kecil aku selalu memaksimalkan peranku. Kuingat dari usia SD aku sudah bisa mencari uang tambahan untuk jajan...yah saat itu aku kelas 3 SD, aku disuruh memberi les pada teman sekelasku...namanya Ade...nama panggilan nama sebenarnya Sri Kardiningsih, entah kenapa kami semua teman temannya memanggilnya " Ade "...mungkin karena dia selalu menyebutkan dirinya dengan sebutan "Ade" panggilan dia di keluarganya. Ade sudah kelas #3 saat itu belum bisa membaca sama sekali, karena aku salah satu temen yang sangat dekat dengan dia, bapaknya om Herman lalu menyuruhku untuk mengajari Ade supaya bisa membaca....sejak saat itu aku jadi guru privatnya....dan aku dapat imbalan uang saku...ditambah makan siang atau kue kue jajanan pasar, karena kebetulan om Herman jualan kelontong di pasar, kadang kadang juga aku membantu melayani pembelinya....bener bener masa kecil yang menyenangkan...aku sudah mulai bisa mandiri.

Ibuku tahu akan semua yang aku lakukan..ibu nggak pernah melarangku untuk apapun, selama itu masih di rel yang baik...kebebasan inilah yang membuat aku banyak berkreatif dan mandiri....sehari harinya aku gunakan dengan hal yang bermanfaat tanpa melupakan masa bermainku. Yah bermain sambil bekerja.
Setiap harinya...pagi pagi aku berangkat sekolah dengan jalan kaki...jarak yang begitu jauh tidak jadi hambatan untuk selalu menuntut ilmu.....oh yaa aku adalah anak bungsu dari 5 bersaudara...tapi aku nggak bersifat manja pada orangtua atau kakak kakakku.
Sepulang dari sekolah ganti baju langsung ke pasar tempat tokonya Ade...disitu aku bermain dan belajar bersama Ade.....walau Ade akhirnya sudah bisa baca, om Herman tetep menyuruhku untuk mengajari Ade semua mata pelajaran di sekolah waktu itu....biasanya sampai sore. Sore harinya aku pergi mengaji, jaraknya cukup jauh juga.....semua tempat madrasah aku jajaki...hampir semuanya dari yang sifatnya rumahan sampai yang bentuknya sekolahan....dari mesjid yang satu ke mesjid yang lain...sehingga teman temanku banyak sekali..tidak hanya teman satu sekolah..teman rumah juga teman ngaji...itu aku lakukan setiap harinya sampai menginjak kelas 6....aku jadi guru privatnya Ade....dari situ aku uang hasil pemberian om Herman aku gunakan untuk uang jajanku di sekolah....jadi aku nggak pernah minta jatah uang saku pada ibuku, kadang kadang ibuku yang memberikan kepadaku tanpa aku memintanya.

Kadang kadang juga dihari libur aku disuruh oleh tetangga rumahku yang profesinya sebagai perias dan penjahit. Aku berteman baik dengan anaknya namanya Bina....bersama dengan Bina aku dijadikan pengipas pengantin....hampir semua tetanggaku yang jadi pengantin, pasti aku dan Bina yang jadi pengipasnya...lumayan dapat makan enak gratis, kadang juga aku diberinya uang untuk jajan...aku lakukan semua itu dengan senang hati. Selain dijadikan pengipas pengantin, aku juga mendapat order menyulam...ibunya Bina selain sebagai perias, dia juga sebagai penjual dan penjahit baju. Baju baju yang perlu sentuhan hiasan berupa sulaman tangan akan deberikan kepadaku untuk menyulamnya...aku memang pandai menyulam sejak kecil, ibu yang mengajariku...ternyata bisa juga menghasilkan uang, dulu tiap satu baju aku dibayar 25 perak.....dapat 4 baju aku dikasih 100 perak...saat itu nilainya tinggi buat jajan dapat banyak sekali....hal ini tentu membuat ibuku senang, karena aku sudah dapat mencari uang jajan sendiri.
Terimakasih ibu...atas kesabaranmu mengajariku semua hal...kepercayaanmu melepaskan aku untuk bisa mandiri, kesabaranmu menasehatiku....aku bersyukur sekali karena masa kecilku benar benar bisa bermanfaat buat orang lain tanpa melupakan masa bermainku.





          

Jumat, 11 Februari 2011

Stasiun Gambir

            Sore itu...disaat aku harus menemani anakku di acara perpisahan sekolah...kamu mengajak untuk ketemuan denganku. Entah kenapa aku menyetujuinya...yaa aku meng"iya"kan ajakkannya...apa mungkin karena sangking gembiranya atau karena rasa rindu yang sangat dalam..ach..sama aja, intinya memang masih ada cinta dihatiku...
Hatiku bimbang...bingung akankah aku memenuhi janjiku untuk menemuimu??...yaa kamu mengusulkan ketemuan di Stasiun Gambir...karena itu tempat transitmu setelah perjalanmu dari Malang...karena habis itu kamu harus melanjutkan perjalanmu ke Bandung.
"Kita ketemu di Gambir aja yaa...aku kangen pingin ketemu kamu", pinta kamu lewat telpon.
"Kenapa di Stasiun Gambir??", aku sedikit bingung ...bagaimana aku harus ketemu dengan kamu di tempat yang aku sendiri bingung ...belum paham banget tentang Stasiun Gambir
"iya...di Stasiun Gambir aja karena sekalian aku mau pulang ke Bandung", jelasnya . Oooooh ternyata rumahmu di Bandung too...

Masih ada rasa kebimbangan dihatiku untuk menemuimu....salahkah aku bila bertemu denganmu...apa jadinya nanti setelah aku ketemu denganmu...aku takut cinta itu akan menuntutku untuk kembali bersemi kembali...lebih baik aku urungkan niatku untuk menemuimu...tapi aku penasaran, sekarang kamu seperti apa...dan kamu pun memaksaku untuk bertemu denganku...dengan kata kata yang sedikit memelas kamu mengharapkan aku datang ke Stasiun Gambir.

"Aku akan jelaskan semuanya dan aku mau dengar ceritamu...apa yang sebenarnya terjadi selama ini....aku pingin dengar alasanmu kamu meninggalkanku?", itulah kata kata yang kamu ajukan kepadaku....

Hah...kaget juga ketika kamu bertanya dan memberikan alasanmu untuk ketemu dengan...bukannya kamu yang telah meninggalkanku....what wrong??...ada apa ini...19th yang lalu..saat kamu mengecawakanku...
Kuingat dengan temen sejatiku,...aku pingin dapat masukkan dari dia..aku harus datang apa tidak.....kutelpon Teddi...temenku...dia pasti akan bersikap obyektif...posisi dia tidak berpihak karena dia  baru aku kenal 3th yang lalu...tapi pemikirannya cukup baik...

"Ted ..jadi aku harus giman ketemu dia apa tidak?", setelah aku ceritakan semuanya..hanya pertanyaan itu yang ingin aku mintakan pendapatnya..
"Temuai saja mbak...agar nggak ada rasa penasaran selama hidup mbak..", usul Teddy
"Nanti akan jadi arwah penasaran ya..Ted?", masih ada guyon dalam kebingunganku.
"Hahahaaha..ada ada aja mbak Di ini...", terdengar gelak tawa Teddi

"Kan selama ini mbak Di pingin tahu kabar dan keadaannya mas Egi...kalau nggak ditemui perasaan itu akan selalu ada loh mbak..", saran Teddi ....yah memang selama ini aku berusaha mencari cari tahu tentang kabar mas Egi...bener juga kata Teddi jika tidak kutemui sekarang, kapan lagi ada waktu untuk bisa bertemu mas Egi.
"oke Ted...thanks ya atas masukannya...semoga mbak bisa menjaga perasaan mbak...maksudnya apa yang selama ini sudah terpendam jangan sampai muncul kembali....doain yaa..", akhirnya aku memutuskan untuk menemui mas Egi.
"Ya mbak...aku yankin mbak mampu kok....ingat mbak sudah bersuami dan punya anak anak yang sholeh dan sholehah...oke mbak", pesan Teddi kepadaku seakan mengingatkan bahwa apapun bisa terjadi...tinggal aku bisa dengan cara yang baik menghadapinya.

Paginya aku mulai dengan bebenah rumah dan mempersiapkan semuanya...yaah hari ini aku mau ketemu denganmu...kuajak anak anak untuk ikut denganku...tapi anak anak nggak mau ikut ke Stasiun gambir...mereka mau didrop aja ke mall terdekat...akhirnya aku didrop di stasiun Gambir, sedang anak anakku beserta supir dan pembantuku ke Plaza Senin...
"Nanti kalau mama sudah selesai kasih kabar ya mah...nanti kita jemput ", kata anakku yang paling besar....usia SD tapi sudah tahu menentramkan hatiku.
Kulangkahkan kakiku di Stasiun Gambir dengan perasaan yang nggak karuan...oh My God..perasaan itu tumbuh lagi...seperti mau ketemu dengan pacar...perasaan jaman dulu ketika kita masih berpacaran....ada rasa deg deg ser dihatiku...ya Tuhan tolong hamba untuk bisa menjaga hati ini...jerit batinku.
Rasanya lemas sekali...kaki ini terasa berat melangkah...ada rasa yang begitu bergejolak...yaah aku mau ketemu kamu,...seperti apa kamu sekarang..masih ganteng kah...atau sudah terlihat tua...waktu yang begitu lama tidak melihat wajahmu...apakah aku akan pangling denganmu...atau kamu yang akan pangling denganku...pasti perasaan kita sama...sama penasaran karena sudah sekian lama nggak ketemu....

Suara kereta api yang bergemuruh seakan akan kalah hebatnya dengan gemuruhnya hatiku karena mau ketemu denganmu..
"Krrrriiiiing...suara hapeku berbunyi..yah itu nomermu...sudah sampaikah???...
"Kamu dimana Di...aku sudah sampai nih...kamu pakai baju apa??...", mas Egi mulai mencariku
"Aku dibawah mas...aku pakai baju orange...di depan Resto Surabaya....turun aja ke bawah..", jelasku
"Oke..tunggu yaaa", pintanya
.
Ya Tuhan...beri aku kekuatan...jangan sampai aku lepas kendali karena rasa kangenku...sambil kulihat orang di sekelilingku yang mondar mandir karena berbagai tujuan...
"Hai...assalamualaikum", suara salamnya mengagetkanku...pyyaaarrr jantungku mau copot...sosok pria idamanku dulu sudah di depan mataku....
"Waalaikum salam", jawabku lirih...
"Kenapa??...kok grogi..", dia mulai meledekku...yah bener aku grogi sekali dan salah tingkah...kulihat sorot matanya yang tajam memperhatikanku....itu yang membuatku grogi...dadaku terasa sesak..napasku nggak karuan...kenapa jadi mati kutu begini...kucoba ambil napas dalam untuk menenangkan perasaanku yang nggak karuan....malu ah kalau keliatan banget ngarepnya..hehhe.

"Cari tempat yuuk...biar enak ngobrolnya...kebetulan aku belum makan siang...sekarang sudah jam 2...lapar banget..takut masuk angin...", ajaknya. Kamu masih seperti dulu...masih tetap postur tubuhmu..tidak gemuk seperti dulu..tidak ada bedanya...beda denganku..aku tambah gemuk dibandingkan 19 th yang lalu.
Aku seperti robot...nggak sepatah katapun keluar...mulutku terkunci karena kegrogianku...aku hanya bisa menganggukkan kepalaku...tanda setuju ke tempat restauran yang mas Egi tunjuk.
Langsung pikiranku melayang layang mengingat masa lalu, dimana waktu itu kita selalu makan bersama....kuingat juga saat kita mengurus surat surat untuk melengkapi syarat beasiswa ke luar negeri.....yaa saat kebersamaan yang sangat indah dan berkesan...seakan akan hari ini akan terulang kembali..perasaan yang sangat mendalam ada dipertemuan kali ini. Tak bosan bosannya mas Egi memandangiku....pandangan yang sangat tajam....hatiku berdebar debar nggak karuan. Ya Allah kenapa semua ini terjadi pada diriku...orang yang selama ini aku cintai telah ada di depan mataku...dan sekarang masing masing dari kami sudah berkeluarga....akh seandainya aku bisa memutar kembali....kan kuubah takdirku...tapi semua sudah jalanMu ya Allah...aku hanya mampu menjalaninya dengan ikhlas akan takdir jodohku.

"Kenapa bukan kamu yang jadi istriku", kata mas egi dengan suara yang sangat berat...pandangan penyesalan ada di matanya. Aku diam saja...nggak tahu harus bicara apa...
"Kenapa kamu nggak balas surat suratku selama ini...kenapa??", mas Egi menguraikan semua perasaannya. Bukan main kagetnya aku mendengarnya...
"Aku balas kok semua surat suratnya....benar aku membalas semua surat suratmu mas....", jelasku.
"Nggak ada kok....aku nggak pernah terima balasan suratmu...sampai sampai di surat terakhirku kutulis ultimatum untukmu....", jelas mas Egi. Kulihat mas Egi menatapku tajam dan penuh penasaran.
"Ultimatum apa mas", tanyaku ....ultimatum apa ini...benar benar kaget aku dengan penjelasan mas Egi.
"Kok nanya??...memang kamu nggak terima surat itu...?", kembali mas Egi meminta penjelasannku.
"Nggak mas ...aku nggak terima surat itu...yang kuterima suratmu yang isinya memberikan kata selamat karena aku di terima di perguruan tertinggi dan surat ucapan selamat ulang tahun...hanya itu..semua dialamatkan ke kampusku", jelasku. Ada apa sebenarnya...kemana surat itu..kalaupun aku tahu akupun akan menjawabnya.
"Surat waktu itu aku alamatkan ke alamat kakakmu....memang nggak nyampai ke kamu??..habis yang ke alamat kampusmu..aku nggak pernah dapat balasannya...", jelas mas Egi.
"Nggak nyampe ke aku mas...hanya yang lewat kampus aja..itupun aku balas kok suratnya", aku berusaha membela diri...memang aku balas semua suratnya...aku ingat banget.
"Mungkin nggak sampai ke aku..karena aku pindah pindah tempat tinggalnya, beginilah karena belum ada hape...semuanya susah karena komunikasi kita tersendat", kulihat mas Egi mulai mereda ...mulai memahami kondisi yang sebenar.
"Isi surat itu apa mas?", tanyaku ke mas Egi
".isi ultimatum itu jika kamu nggak jawab surat terakhir itu berarti kita anggap putus...itulah yang aku tulis...dan aku berhari-hari bahkan berbulan-bulan menunggu balasan suratmu.....keadaanku saat itu nggak karuan...sakit hati...teman-temanku disana tahu bagaimana aku saat itu...sedih bukan main..berantakan sekali hidupku...itu semua karena kamu tidak membalas suratku", terdengar berat mas Egi menerangkan semua yang dia alamani di sana. Salahkah aku??...aku sendiri tidak terima surat itu...semua surat sebelumnya aku balas...tapi ternyata tidak sampai ke mas Egi...jarak yang begitu jauh terbentang oleh benua dengan perbedaan waktu yang cukup lama. ya mas Egi belajar di cairo...komunikasi kami saat itu memang hanya bisa lewat surat...itupun karena keterbatasan yang ada surat itu tidak sampai ke tangannya..begitu juga dengan surat terakhir mas Egi tidak sampai ke tanganku. Ya Allah semua Engkau yang Maha Mengatur...hanya karena komunikasi kami tidak berjodoh akhirnya.
Sesal didada kami masing masing..hanya bisa mengatakan bahwa ini adalah takdir kita....takdir dari Allah yang harus kami terima.
Surat terakhir yang di alamatkan lewat kakakku tidak sampai ke tanganku...sudah dari awal memang kakakku tidak suka dengan mas Egi...yah ada rahasia diantara kami ....yang aku sendiri tidak tahu.

Kami terdiam bersama...hanyut dalam pikiran kami masing masing....sebab surat itulah kami terpisah selama ini...selama ini aku menganggap saat itu kamu telah melupakan aku...begitu juga anggapanmu terhadapku.
"Makan yang banyak...biar selalu sehat", ucap mas Egi..dia menawarkan aku untuk tambah lauknya...hatiku menangis..kamu masih tetap seperti dulu, selalu memperhatikanku dalam hal makan...perhatianmu sangat lebih untukku. Ya Allah kenapa kau takdirkan aku seperti ini...orang yang selama ini mencitaiku tidak menjadi jodohku. sakit hatiku mengetahui sebab kami terpisah....menjerit hatiku untuk protes kepadaMu.

"Maafkan aku ya Di...aku salah selama ini...semua karena kita nggak bisa komunikasi...dan kenapa dengan bodohnya aku membuat surat ultimatum itu..akh.....", mas Egi nggak kuat bicara lagi, sepertinya dia juga tidak bisa menerima kenyataan yang ada....ada rasa sesal yang begitu dalam.

Selasa, 01 Februari 2011

Sore nan terang

            Dadaku terasa sakit bila mengingat semuanya tentang kamu....keadaanku  tidak seperti yang kamu bayangkan.....setiap saat dalam rasa sedihku ...aku selalu mengenangmu...andai saja...andai sajaa....itulah yang selalu ada dibenakku.
Hampir setiap nafasku...alunan desir darahku...selalu terdetak bunyi namamu....akh dimana kamu sekarang???..dengan siapa kamu nikah...punya anak berapa....bagaimana kabarmu...sukseskah hidupmu...inilah kemunafikanku disaat aku hidup dengan jodohku...aku selalu ingat akan dirimu...maafkan aku suamiku.
Aku berusaha menghapusnya tapi tidak bisa....terasa begitu melekat sekali dalam relung hatiku....kucoba untuk menyimpannya dalam kotak yang sangat kecil...kusimpan dalam tempat yang sangat gelap...tapi kenapa selalu muncul dan muncul tiap kali dalam kesedihanku karena sikapmu suamiku...
"Krinnnnnnngggg...", dering hp ku mengentakkan lamunanku...dari siapa ini...nggak ada dalam memori telponku...
"Hallo ...", kuangkat telponku...kudengar suara perempuan yang menelponku...Assalamualaikum..kudengar dia mengucapkan salam.
"waalaikum salam...ini siapa yaa?? ", aku berusaha ingin tahu dengan siapa aku berbicara...
"eeeh ini aku...koncomu di kampung....Anna...inget nggak??...", dia berusaha mengingatkan memoriku....ooooaaala..Anna ..gimna kabarnya??..." terkejut, senang aku menjawabnya.
Anna adalah sahabat kecilku..kami sangat akrab sekali ....suka duka sudah kami jalani bersama sama....sudah seperti saudara kandung.....Sudah lama sekali 20 tahun kami terpisahkan oleh tempat dan kesibukkan masing masing...dengan suami dan anak anaknya.

"mbak, dapat salam dari mas Egi..hehehheh...ini orangnya ada di sebelahku"...suara candanya terdengar mencoba menggodaku.
Bak disambar petir kata orang....hatiku berdegup sangat kencang....nggak karuan rasanya....kaget, senang dan nggak percaya jadi satu....nama itu muncul lagi....sebel bercampur senang.
Aku nggak munafik...memang aku selalu mencaritahu tentang kabarmu...tapi lucunya aku nggak ada keberanian untuk bertanya pada teman dekatmu...bahkan aku nggak berani bertanya pada Anna sahabatku...Anna pasti tahu kabarmu dari dulu...entah kenapa ada rasa gengsi buatku untuk menanyakan kabar tentang dirimu...yang kulakukan hanya pasang telinga dan mata....tiap kali aku pulang kampung....tiap kali lewat di depan rumah ortumu...aku selalu menengok..barangkali kulihat dirimu di depan pintu...kupasang telinga untuk mendengarkan barangkali ada yang cerita tentang dirimu....begitu seterusnya tiap kali aku pulang kampung....tapi entah kenapa aku nggak pernah mendapatkan kabar dirimu......
Pernah ada teman yang kasih tahu tanpa aku minta untuk di kasih tahu kalau kamu tinggal di jawa barat...jawa barat mana aku nggak tahu....karena aku malu untuk cari tahu....tapi aku pingin tahu...lucu kan??...begitulah perasaanku padamu...ada gengsi yang menutupi tapi ada rindu yang mewarnai....

Lucunya begitu aku tahu kau ada di jawa barat... aku mencoba mencarimu lewat yellow pages.....yaaa kutelusuri namamu...barangkali aku dapat nomer telponmu...begitulah rasa penasaranku tentang keberadaanmu., sekarang diujung telepon kudengar suaramu menyapaku....hati berdesir kencang....mau pingsan rasanya mendengar suaramu.......kamu menyapaku dengan lembut...apa kabarmu, sehat kan..?' itu pertanyaan pertamamu untukku setelah sekian lama tidak ketemu.

"Baik, alhamdulillah..mas Egi gimana?..sehat juga kan??..."jawabku gugup....oh my God...betapa groginya aku...padahal hanya lewat telpon...
"oh yaa nanti aku telpon kamu lagi yaa...di sini berisik banget,,,nggak begitu jelas suaranya....ini nomermu kan..aku simpan yaa...?" terdengar suaranya memang berisik banget...
"ya  silahkan...terimakasih....", walah formal banget aku menjawabnya...tidak seperti dulu yang begitu bisa merajuk..
Ya Allah inikah jalanMu untuk menemukan dia kembali....aku nggak bisa memungkiri bahwa dia cinta pertamaku dan nggak bisa aku lupakan......kami berpisah sudah 19th...waktu yang sangat lama...sekarang kamu sudah seperti apa...berubahkah???....tak terasa ada rasa lega dalam hatiku.....
Ada rasa sesak didada ini...hatiku berkecamuk nggak karuan...sore nan indah...kau mulai masuk dalam ingatku kembali..bagaimana canda riangmu...guyonan leluconmu..perhatianmu...kasih sayangmu...ah semua seakan terputar kembali seperti alunan lagu yang sedang aku dengar....

Sambil menelusuri lorong lorong supermarket....pikiranku melayang layang mengingatmu terus...berbagai pertanyaan berkecamuk dalam otakku....sampai sampai aku nggak ngerti mau beli apa di supermarket..kulihat anak-anakku berlarian mengambil makanan kesukaannya...untung aku bawa ponakan yang bisa menjaga anak-anakku...lamunanku pun tergugah oleh deringan hapeku....pasti ini kamu..

"assalamualaikum".kudengar suaranya kembali terdengar.."waalaikumsalam'..jawabanku terasa formal...kamu menepti janjimu untuk meneleponku kembali...terasa formal pertanyaan pertanyaanmu...tanya tinggal dimana..anaknya berapa dan menikah dengan siapa???...pertanyaan yng berkesan jeules...yaa ada kesan cemburu di situ...bahkan kamu sedikit menyindir dan merendahkan diri tentang gelarmu..

"Suamimu..sudah S2 yaa...aku belum...insyaAllah secepatnya juga gelar itu aku dapat.....", kesan cemburumu ada...bukan masalah gelar yang aku cari...bukan karena ilmunya aku menikah dengan jodohku....semua karena kamu meninggalkanku...jika saja...jika saja..kau tahu apa yang sebenarnya terjadi...
Kembali kamu menutup telepon...dan berharap bisa ketemu saat kamu ada di jakarta....smoga saja...sanggupkan aku menemuimu...

Senin, 31 Januari 2011

Flamboyan

            Flamboyan..nama bunga yang selalu mengingatkan aku akan peristiwa awal pertemuan dan perpisahanku denganmu....yaa di bus ketika perjalanan menuju pulang setelah acara akbar yang sangat melelahkan...ketika aku sedang terkantuk kantuk menikmati lajunya roda bus yang berputar sangat cepat...kau mengagetkanku dengan sapaanmu yang sungguh arogan..
 " oooh ini yaa adikmu...cantik juga "...sambil mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan denganku. Inilah awal aku kenal denganmu. Saat itu kau jadi idola semua teman-temanku di organisasi...semua menganggapmu keren, cakep pintar lagi...cewek mana yang nggak akan tertarik padamu....
entah kenapa kau menyukaiku...kau tertarik padaku...padahal banyak cewek cewek yang sangat berharap jadi pacarmu....akupun tahu saat itu kau banyak dekat dengan cewek cantik yang lain.
Yang ada dakam hatiku saat itu adalah kau hanya akan mempermainkan aku.....beberapa cara kau berusaha menyakinkanku bahwa akulah satu satunya buatmu....
Kuingat saat itu kamu dengan lantangnya mengatakan ke teman teman yang lain bahwa aku adalah pacarmu...hampir semua orang tahu...dan semenjak itulah kamu berhasil meyakinkanku...semakin lama rasa itu semakin kuat untuk memilikimu...kamu berhasil menaklukkan hatiku.....
           Di jalan Flamboyan kamu mulai membuatku kecewa...saat kulihat kamu bersama dengan perempuan lain...saat itu kamu mampu membuat hatiku hancur...kamu berhasil memporak porandakan hatiku....untung saat itu aku ditemani oleh sahabat karibku...sehingga aku bisa berpikir positif...entah apa jadinya aku saat itu tidak ada dia...mungkin aku sudah melabrakmu habis habisan.....yang jelas aku tidak mau lagi melihatmu...
Sejak saat itu aku mulai menjauhimu...walau kadang kadang aku lihat kamu berusaha untuk menerangkan apa yang sebenarnya terjadi...tapi bagiku saat itu kamu sudah membuatku kecewa....sangat kecewa..inilah awal perpisahanku denganmu...aku sudah nggak mau peduli apa yang kamu lakukan...Hatiku langsung menutup semua hal yang berhubungan dengan istilah cinta.. Itulah sakit hatiku pertama kali..

          Di jalan Flamboyan kuingat juga kamu datang ke tempat kost ku...kuingat saat itu dihari ulangtahunku....dengan membawa bingkisan kado...kamu berusaha memberikan perhatianmu bahwa kamu masih mencintaiku....tapi maaf bila saat itu aku tidak terlalu memperdulikan cintamu...mungkin terlalu sakit buatku..sehingga aku cuek saat itu....
Kutahu kamu sangat kecewa denganku...teman temanmu berusaha membujukku untuk menerimanya kembali...entah kenapa saat itu aku sungkan denganmu..dan tidak menghiraukan nasehat teman temanmu...hingga kutahu kamu akan berangkat keluar negeri untuk menuntut ilmu....
Kuingat saat kita masih sama sama ...kubantu kamu untuk mempersiapkan semua keperluannya ..supaya dapat bea siswa belajar ke luar negeri.....yaa kenangan terindah ...sangat indah....jika kuingat akan semuanya itu .....sayang itulah awal perpisahan kita....kamu selalu ada dihatiku..walau kamu telah melukai hatiku..