Selasa, 15 Februari 2011

Luka Lama

             Sore ini kau merasakan kembali kesedihanku...yaa sedih rasanya mendengarkan semua perkataan mereka...sungguh sakit benget hatiku...betapa tidak?..selama ini aku baru tahu dan paham kenapa selama ini mereka memperlakukanku seperti itu......sesungguhnya aku sudah berusaha merelakan semuanya...aku maafkan secara ikhlas semua yang telah mereka lakukan...yaaa baru kali ini aku mendengarkan...ya allah bantu hambamu untuk bisa memahami semua ini...ya Allah bantulah Hamba untuk bisa menerimanya...
            Mungkin kakak iparku tidak sengaja mengatakan itu..tapi semuanya..adik dan kakak ipar mengatakannya...apa yang selama ini aku alami terjawab sudah...sakit diujung tenggorokanku karena menahan rasa marahku...aku hanya bisa menitikkan airmataku...
Tadi siang ketika ada acara lamaran adik iparku...ketika disuasana yang cukup ramai, tapi aku merasakan kesedihan yang sangat mendalam...yaa aku sedih sekali dengan apa yang terjadi...mulai dengan ucapan suamiku sendiri sampai ucapan ipar iparku...
Adik iparku janda dilamar oleh duda kaya yang sudah berumur lebih dari separobaya...umur 60 th...terpaut jauh dari umur adikku yang baru 38 th....entah apa yang ada dibalik semua ini...yang kutahu memang mereka selalu menilainya dengan harta...walau dengan kedok agama...aku nggak tahu semoga saja salah...cuma dari pengalaman dan omongan omongan mereka yang mereka tuju memang hartanya...mereka membagakan karena si duda itu punya kekayaan yang sangat banyak dan tidak mempunyai anak...aku hanya sedikit mengingatkan bahwa masalah hati juga perlu...apa artinya sebuah pernikahan jika tidak melihatnya dengan rasa cinta....sebelum memutuskan apakah langsung adakan akad...mereka semua atas permintaan suamiku kami masuk ke kamar untuk musyawarah.....
Mereka membicarakan bagaimana kalau langsung akad nikah, seandainya adikku nikah dengan duda itu..berarti harus meningggalkan pekerjaannya.
." Gaji kamu berapa sekarang kalau dihitung semuanya?", tanya suamiku pada adiknya
" Yaa sekitar 5 jutaan..itu sudah sama ngisi pengajian",kata adik iparku
"Terus kata dia mau kasih berapa ke kamu tiap bulan", tanya suamiku dan kakak kakak yang lain juga mengajukan pertanyaan yang sama.
" Katanya sih nanti tiap bulannya di kasih 10 jutaan...", jelas adik iparku
" Mana cukup??..kita aja tiap bulan 7-8 juta..iya kan mah", suamiku menjelaskan sampai minta dukungan dari aku...ku anggukkan kepala...
"Gue 4 juta perbulan buat belanja aja, diluar yang lain-lain", kakak iparku menjelaskan tentang pengeluaran bulanannya selama ini.
"Kalau aku 1,5juta untuk belanja bulanan...", jelasku..sambil melihat suamiku..ku perharap dia ngerti akan apa yang ku maksud.
"Mana cukup segitu??", kakak iparku heran dengan apa yang aku sampaikan..
"Jadi nggak perlu akad sekarang yaa...oke aku sampaikan ke mereka", kata suamiku sambil berlalu keluar.
"Emangnya seperti Fahmi yang langsung akad nikah", kata kakak ipar kedua
"Ah sebenere kan yang minta akad nikah langsung kan Dian..", cetus kakak ipar pertama...
Yang lain bagai paduan suara langsung mengatakan" Sudahlah yang lalu biarlah berlalu", ....betapa kagetnya aku dan tidak terima dianggap begitu
"Eh eh eh..enak aja..nggak seperti itu ....", aku nggak sanggup mengatakannya...sakit hatiku karena aku dianggap yang memintanya buru buru akad...kata kata itu buatku berkonotasi lain...ada sesuatu yang merendahkan aku...dan ada sebuah protes dari mereka tentang apa yang kami alami...yaaa rasanya lain buatku...seakan akan itu keputusan yang salah diambil oleh suamiku...salah karena telah menikahiku...karena dianggap aku yang memintanya untuk akad langsung...padahal kejadiannya tidak begitu...suamiku apa yang sebenarnya kamu ceritakan kepada mereka...apakah kamu tahu akan hal ini???...kesalahan ditujukan kepadaku...betapa sakitnya aku...padahal kau kan tahu akan apa yang sebenarnya terjadi...keluargaku sampai terbius sehingga mengiyakan untuk akad sekaligus...ya Allah..inikah sebab sehingga mereka memperlakukanku seperti itu...bertahun tahun sudah aku lupakan..namun luka itu sekarang muncul kembali...bimbinglah dan tenangkan hatiku ya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar