Jumat, 11 Februari 2011

Stasiun Gambir

            Sore itu...disaat aku harus menemani anakku di acara perpisahan sekolah...kamu mengajak untuk ketemuan denganku. Entah kenapa aku menyetujuinya...yaa aku meng"iya"kan ajakkannya...apa mungkin karena sangking gembiranya atau karena rasa rindu yang sangat dalam..ach..sama aja, intinya memang masih ada cinta dihatiku...
Hatiku bimbang...bingung akankah aku memenuhi janjiku untuk menemuimu??...yaa kamu mengusulkan ketemuan di Stasiun Gambir...karena itu tempat transitmu setelah perjalanmu dari Malang...karena habis itu kamu harus melanjutkan perjalanmu ke Bandung.
"Kita ketemu di Gambir aja yaa...aku kangen pingin ketemu kamu", pinta kamu lewat telpon.
"Kenapa di Stasiun Gambir??", aku sedikit bingung ...bagaimana aku harus ketemu dengan kamu di tempat yang aku sendiri bingung ...belum paham banget tentang Stasiun Gambir
"iya...di Stasiun Gambir aja karena sekalian aku mau pulang ke Bandung", jelasnya . Oooooh ternyata rumahmu di Bandung too...

Masih ada rasa kebimbangan dihatiku untuk menemuimu....salahkah aku bila bertemu denganmu...apa jadinya nanti setelah aku ketemu denganmu...aku takut cinta itu akan menuntutku untuk kembali bersemi kembali...lebih baik aku urungkan niatku untuk menemuimu...tapi aku penasaran, sekarang kamu seperti apa...dan kamu pun memaksaku untuk bertemu denganku...dengan kata kata yang sedikit memelas kamu mengharapkan aku datang ke Stasiun Gambir.

"Aku akan jelaskan semuanya dan aku mau dengar ceritamu...apa yang sebenarnya terjadi selama ini....aku pingin dengar alasanmu kamu meninggalkanku?", itulah kata kata yang kamu ajukan kepadaku....

Hah...kaget juga ketika kamu bertanya dan memberikan alasanmu untuk ketemu dengan...bukannya kamu yang telah meninggalkanku....what wrong??...ada apa ini...19th yang lalu..saat kamu mengecawakanku...
Kuingat dengan temen sejatiku,...aku pingin dapat masukkan dari dia..aku harus datang apa tidak.....kutelpon Teddi...temenku...dia pasti akan bersikap obyektif...posisi dia tidak berpihak karena dia  baru aku kenal 3th yang lalu...tapi pemikirannya cukup baik...

"Ted ..jadi aku harus giman ketemu dia apa tidak?", setelah aku ceritakan semuanya..hanya pertanyaan itu yang ingin aku mintakan pendapatnya..
"Temuai saja mbak...agar nggak ada rasa penasaran selama hidup mbak..", usul Teddy
"Nanti akan jadi arwah penasaran ya..Ted?", masih ada guyon dalam kebingunganku.
"Hahahaaha..ada ada aja mbak Di ini...", terdengar gelak tawa Teddi

"Kan selama ini mbak Di pingin tahu kabar dan keadaannya mas Egi...kalau nggak ditemui perasaan itu akan selalu ada loh mbak..", saran Teddi ....yah memang selama ini aku berusaha mencari cari tahu tentang kabar mas Egi...bener juga kata Teddi jika tidak kutemui sekarang, kapan lagi ada waktu untuk bisa bertemu mas Egi.
"oke Ted...thanks ya atas masukannya...semoga mbak bisa menjaga perasaan mbak...maksudnya apa yang selama ini sudah terpendam jangan sampai muncul kembali....doain yaa..", akhirnya aku memutuskan untuk menemui mas Egi.
"Ya mbak...aku yankin mbak mampu kok....ingat mbak sudah bersuami dan punya anak anak yang sholeh dan sholehah...oke mbak", pesan Teddi kepadaku seakan mengingatkan bahwa apapun bisa terjadi...tinggal aku bisa dengan cara yang baik menghadapinya.

Paginya aku mulai dengan bebenah rumah dan mempersiapkan semuanya...yaah hari ini aku mau ketemu denganmu...kuajak anak anak untuk ikut denganku...tapi anak anak nggak mau ikut ke Stasiun gambir...mereka mau didrop aja ke mall terdekat...akhirnya aku didrop di stasiun Gambir, sedang anak anakku beserta supir dan pembantuku ke Plaza Senin...
"Nanti kalau mama sudah selesai kasih kabar ya mah...nanti kita jemput ", kata anakku yang paling besar....usia SD tapi sudah tahu menentramkan hatiku.
Kulangkahkan kakiku di Stasiun Gambir dengan perasaan yang nggak karuan...oh My God..perasaan itu tumbuh lagi...seperti mau ketemu dengan pacar...perasaan jaman dulu ketika kita masih berpacaran....ada rasa deg deg ser dihatiku...ya Tuhan tolong hamba untuk bisa menjaga hati ini...jerit batinku.
Rasanya lemas sekali...kaki ini terasa berat melangkah...ada rasa yang begitu bergejolak...yaah aku mau ketemu kamu,...seperti apa kamu sekarang..masih ganteng kah...atau sudah terlihat tua...waktu yang begitu lama tidak melihat wajahmu...apakah aku akan pangling denganmu...atau kamu yang akan pangling denganku...pasti perasaan kita sama...sama penasaran karena sudah sekian lama nggak ketemu....

Suara kereta api yang bergemuruh seakan akan kalah hebatnya dengan gemuruhnya hatiku karena mau ketemu denganmu..
"Krrrriiiiing...suara hapeku berbunyi..yah itu nomermu...sudah sampaikah???...
"Kamu dimana Di...aku sudah sampai nih...kamu pakai baju apa??...", mas Egi mulai mencariku
"Aku dibawah mas...aku pakai baju orange...di depan Resto Surabaya....turun aja ke bawah..", jelasku
"Oke..tunggu yaaa", pintanya
.
Ya Tuhan...beri aku kekuatan...jangan sampai aku lepas kendali karena rasa kangenku...sambil kulihat orang di sekelilingku yang mondar mandir karena berbagai tujuan...
"Hai...assalamualaikum", suara salamnya mengagetkanku...pyyaaarrr jantungku mau copot...sosok pria idamanku dulu sudah di depan mataku....
"Waalaikum salam", jawabku lirih...
"Kenapa??...kok grogi..", dia mulai meledekku...yah bener aku grogi sekali dan salah tingkah...kulihat sorot matanya yang tajam memperhatikanku....itu yang membuatku grogi...dadaku terasa sesak..napasku nggak karuan...kenapa jadi mati kutu begini...kucoba ambil napas dalam untuk menenangkan perasaanku yang nggak karuan....malu ah kalau keliatan banget ngarepnya..hehhe.

"Cari tempat yuuk...biar enak ngobrolnya...kebetulan aku belum makan siang...sekarang sudah jam 2...lapar banget..takut masuk angin...", ajaknya. Kamu masih seperti dulu...masih tetap postur tubuhmu..tidak gemuk seperti dulu..tidak ada bedanya...beda denganku..aku tambah gemuk dibandingkan 19 th yang lalu.
Aku seperti robot...nggak sepatah katapun keluar...mulutku terkunci karena kegrogianku...aku hanya bisa menganggukkan kepalaku...tanda setuju ke tempat restauran yang mas Egi tunjuk.
Langsung pikiranku melayang layang mengingat masa lalu, dimana waktu itu kita selalu makan bersama....kuingat juga saat kita mengurus surat surat untuk melengkapi syarat beasiswa ke luar negeri.....yaa saat kebersamaan yang sangat indah dan berkesan...seakan akan hari ini akan terulang kembali..perasaan yang sangat mendalam ada dipertemuan kali ini. Tak bosan bosannya mas Egi memandangiku....pandangan yang sangat tajam....hatiku berdebar debar nggak karuan. Ya Allah kenapa semua ini terjadi pada diriku...orang yang selama ini aku cintai telah ada di depan mataku...dan sekarang masing masing dari kami sudah berkeluarga....akh seandainya aku bisa memutar kembali....kan kuubah takdirku...tapi semua sudah jalanMu ya Allah...aku hanya mampu menjalaninya dengan ikhlas akan takdir jodohku.

"Kenapa bukan kamu yang jadi istriku", kata mas egi dengan suara yang sangat berat...pandangan penyesalan ada di matanya. Aku diam saja...nggak tahu harus bicara apa...
"Kenapa kamu nggak balas surat suratku selama ini...kenapa??", mas Egi menguraikan semua perasaannya. Bukan main kagetnya aku mendengarnya...
"Aku balas kok semua surat suratnya....benar aku membalas semua surat suratmu mas....", jelasku.
"Nggak ada kok....aku nggak pernah terima balasan suratmu...sampai sampai di surat terakhirku kutulis ultimatum untukmu....", jelas mas Egi. Kulihat mas Egi menatapku tajam dan penuh penasaran.
"Ultimatum apa mas", tanyaku ....ultimatum apa ini...benar benar kaget aku dengan penjelasan mas Egi.
"Kok nanya??...memang kamu nggak terima surat itu...?", kembali mas Egi meminta penjelasannku.
"Nggak mas ...aku nggak terima surat itu...yang kuterima suratmu yang isinya memberikan kata selamat karena aku di terima di perguruan tertinggi dan surat ucapan selamat ulang tahun...hanya itu..semua dialamatkan ke kampusku", jelasku. Ada apa sebenarnya...kemana surat itu..kalaupun aku tahu akupun akan menjawabnya.
"Surat waktu itu aku alamatkan ke alamat kakakmu....memang nggak nyampai ke kamu??..habis yang ke alamat kampusmu..aku nggak pernah dapat balasannya...", jelas mas Egi.
"Nggak nyampe ke aku mas...hanya yang lewat kampus aja..itupun aku balas kok suratnya", aku berusaha membela diri...memang aku balas semua suratnya...aku ingat banget.
"Mungkin nggak sampai ke aku..karena aku pindah pindah tempat tinggalnya, beginilah karena belum ada hape...semuanya susah karena komunikasi kita tersendat", kulihat mas Egi mulai mereda ...mulai memahami kondisi yang sebenar.
"Isi surat itu apa mas?", tanyaku ke mas Egi
".isi ultimatum itu jika kamu nggak jawab surat terakhir itu berarti kita anggap putus...itulah yang aku tulis...dan aku berhari-hari bahkan berbulan-bulan menunggu balasan suratmu.....keadaanku saat itu nggak karuan...sakit hati...teman-temanku disana tahu bagaimana aku saat itu...sedih bukan main..berantakan sekali hidupku...itu semua karena kamu tidak membalas suratku", terdengar berat mas Egi menerangkan semua yang dia alamani di sana. Salahkah aku??...aku sendiri tidak terima surat itu...semua surat sebelumnya aku balas...tapi ternyata tidak sampai ke mas Egi...jarak yang begitu jauh terbentang oleh benua dengan perbedaan waktu yang cukup lama. ya mas Egi belajar di cairo...komunikasi kami saat itu memang hanya bisa lewat surat...itupun karena keterbatasan yang ada surat itu tidak sampai ke tangannya..begitu juga dengan surat terakhir mas Egi tidak sampai ke tanganku. Ya Allah semua Engkau yang Maha Mengatur...hanya karena komunikasi kami tidak berjodoh akhirnya.
Sesal didada kami masing masing..hanya bisa mengatakan bahwa ini adalah takdir kita....takdir dari Allah yang harus kami terima.
Surat terakhir yang di alamatkan lewat kakakku tidak sampai ke tanganku...sudah dari awal memang kakakku tidak suka dengan mas Egi...yah ada rahasia diantara kami ....yang aku sendiri tidak tahu.

Kami terdiam bersama...hanyut dalam pikiran kami masing masing....sebab surat itulah kami terpisah selama ini...selama ini aku menganggap saat itu kamu telah melupakan aku...begitu juga anggapanmu terhadapku.
"Makan yang banyak...biar selalu sehat", ucap mas Egi..dia menawarkan aku untuk tambah lauknya...hatiku menangis..kamu masih tetap seperti dulu, selalu memperhatikanku dalam hal makan...perhatianmu sangat lebih untukku. Ya Allah kenapa kau takdirkan aku seperti ini...orang yang selama ini mencitaiku tidak menjadi jodohku. sakit hatiku mengetahui sebab kami terpisah....menjerit hatiku untuk protes kepadaMu.

"Maafkan aku ya Di...aku salah selama ini...semua karena kita nggak bisa komunikasi...dan kenapa dengan bodohnya aku membuat surat ultimatum itu..akh.....", mas Egi nggak kuat bicara lagi, sepertinya dia juga tidak bisa menerima kenyataan yang ada....ada rasa sesal yang begitu dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar